Rabu, 07 Maret 2012

Aku Mencoba Rela, Meskipun Tak Ingin


Momen yang paling indah itu,,
Disaat kamu duduk disamping aku, kita berbicara mengenai satu sama lain dan bercerita tentang kehidupan kita,
Momen yang terindah itu,,,
Waktu kamu rangkul tangan aku, dan entah kenapa rasanya aku tak ingin melepaskan genggamanmu…
Disaat itu aku berfikir, “sungguh indahnya suasana ini, seandainya ini bisa menjadi kisah yang sesungguhnya untuk kita berdua”
Momen yang indah itu,,,
Waktu kita menulis bersama di buku catatanku, dan kamu menulis nama kita berdua…
Momen yang tak biasanya indah itu,,,
Disaat aku membicarakan dia, dan kamu berusaha lepas dari pembicaraan itu,
Momen yang sangat indah itu,,,
Disaat aku duduk disamping kamu dan menemani kamu, meskipun dengan adanya jarak, itu sudah sangat membuatku nyaman dan tenang.
Dan aku benci, kenapa aku menyadari semua ini sekarang ?
Berawal dari kisah yang biasa rasa ini dimulai, dan kini tiba pada titik yang paling ku benci
Aku benci harus melupakanmu, dan hal paling ku benci adalah karena adanya orang lain.
Aku benci diriku sendiri yang selalu mengalah, dan lebih mementingkan orang lain dibanding diriku sendiri.
Maaf, maaf selama ini aku menutup mata, maaf karena aku tak pernah menyadarinya
Jujur, aku sangat tak bisa menerima jika kau lebih memilih menjaga perasaan mereka dibanding perasaanku.
Tapi, aku juga berfikir, aku juga harus menjaga perasaan mereka yang ada dipihakku.
Yah, saat ini kita berada diposisi yang sama…
Aku bangga menyayangi seseorang sepertimu, aku bangga pernah melewati hari-hari bersamamu.
Merelakan sosok orang yang kita sayangi untuk orang lain meskipun kita tak pernah ada hubungan apapun sebelumnya, sebanding dengan merelakan mantan kita.



aku bangga pernah bersamamu, walau hanya sebatas teman.
Yah, aku harap kita mengambil keputusan yang benar.
Semoga mereka yang kau jaga perasaannya akan lebih membuatmu bahagia dibanding aku, tapi jika mereka membuatmu sakit, aku tak akan pernah bisa menerimanya.
Terima kasih, karena sosok sepertimu pernah hadir mewarnai hidupku J

2 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More